si dhita punya cerita

...cerita sederhana dari ku untuk sahabat dan untuk ku dari sahabat...

My Photo
Name:
Location: Jakarta,,, Indonesia

an ordinary girl with an extra-ordinary dreams..

Wednesday, November 29, 2006

Drama satu babak


Alunan musik jazz mengalun lembut, mewarnai malam ini dengan sepercik perasaan cinta yang kembali muncul dalam hidupku. Cinta yang sudah lalu dan kini kurasakan lagi. Aku duduk dengannya disampingku, bersandar pada sebelah bahunya menikmati aroma rumput yang baru saja dipotong, memandang kilauan bintang yang malam ini bertebaran menghiasi langit, dan menerka benarkah apa yang sedang kurasakan di hati ku saat ini.

Tolong beri aku kesempatan. Kesempatan untuk membalas kebaikanmu. Kesempatan untuk menjadi orang yang paling dekat dalam hidupmu. Aku mohon, aku sangat mencintaimu. Kata-kata itu meluncur dari mulutnya. Dan mata itu menatap lembut kepadaku. Ku tatap dalam-dalam mata itu, ada sesuatu di balik mata itu. Sesuatu yang membuatku merasa tenang. Sesuatu yang membuat ku percaya bahwa dia mencintaiku dengan amat sangat.

Sebuah senyum tipis perlahan muncul dari balik bibirku. Baru seminggu kemarin dia mengatakan kalimat itu kepadaku, memintaku untuk menjadi seseorang yang istimewa di hatinya. Namun dengan lembut ku tolak permintaan itu mengingat masih sangat dininya kami berkenalan. Dan sekarang dia kembali mengatakan kalimat itu. Berharap kalau malam ini, keberuntungan akan berpihak padanya. Berdoa semoga sang cupid tepat dalam menembakkan panah kepada orang yang kini duduk disampingnya.


Tuhan, apa yang harus aku lakukan ? Mengapa bibir ini sulit sekali untuk bergerak. Mengapa lidah ini kaku untuk mengucapkan kalimat sederhana itu. Ini jauh lebih sulit dibanding dengan kata sayang atau cinta yang pernah terucap untuknya. Ini membutuhkan lebih banyak kekuatan, lebih banyak keberanian karena semuanya harus ku bayar mahal dengan sebuah komitmen. Komitmen yang nantinya akan mengikat kami berdua.

Tatapan itu. Itulah yang akhirnya memberikan kekuatan kepadaku. Kekuatan yang akhirnya bisa meruntuhkan segala keraguanku terhadapnya. Dan saat ini aku yakin dengan keputusan yang akan ku ambil. Ku terima dia menduduki tempat istimewa dalam hidupku. Ku ijinkan dia untuk memberikan cinta dan perhatiannya hanya untuk ku. Walaupun jauh di dalam hati ini, masih ada sedikit ada keraguan. Dan di balik senyum ku kepadanya, tersimpan sebuah doa. Berharap semoga tuhan memberikan petunjuknya dan menjadikan keputusan ini adalah yang terbaik setidaknya untuk saat ini.

Satu hari. Dua hari. Tiga hari. Dan akhirnya lima hari setelah malam itu. Lima hari yang telah ku lewati dengan status in a relationship pada profile ku di dunia maya. Lima hari penuh dengan kata-kata cinta dan sedikit dibumbui dengan perbedaan pendapat yang berakhir dengan sikap ngambek ungkapan rasa manja.

Hari ini aku menemuinya. Dia kembali duduk disampingku, menyandarkan kepalanya di bahuku, berjuta-juta kali mengatakan kalau dia menyayangiku, mencintaiku, dan berjanji untuk tidak akan meninggalkanku. Dilingkarkannya tangan itu di bahuku, diusapnya rambutku dengan penuh kasih sayang dan mata itu terus menatapku. Tatapan yang sama dengan tatapan di malam itu. tatapan yang menceritakan banyak hal. Cinta yang amat sangat dan pengharapan yang sangat besar terhadapku.

Pikiranku melayang jauh, berusaha menerka benarkah apa yang ku rasakan. Terus mencari tahu adakah keraguan yang ada di balik tatapan itu. sampai bibirnya menyentuh bibirku. Berusaha menggapai cinta yang ku punya. Tapi aku belum siap, bahkan hanya untuk sebuah kecupan sayang. Aku belum siap memberikan cinta ini, memberikan segala yang ku punya untuknya.

Tirai panggung pun perlahan turun, menutup pertunjukan drama satu babak ini. mengakhiri kisah cinta yang hanya sepekan. Cinta yang singkat, namun sangat istimewa karena telah membuatku jatuh di dalamnya. Ciuman itu membuatku sadar kalau keraguanku terlalu besar. Kalau hubungan ini tidak akan bisa aku lanjutkan. Kalau dia bukanlah yang aku inginkan, dan kalau alasan ku menerimanya dulu hanya karena nafsu dan bukan cinta yang sesungguhnya.

Maafkan aku sayang, harus melakukan ini terhadapmu. Demi tuhan, aku sangat mencintaimu. Aku ingin membahagiakanmu. Tapi mungkin belum tepat saatnya untuk kita. Semuanya terlalu cepat sayang. Sama cepatnya dengan saat kita memulai dan mengakhiri kisah ini. Jagalah diri mu, aku yakin suatu saat nanti kamu akan mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari ku. Seseorang yang akan selalu ada untuk kau cintai dan mencintaimu sekarang dan selamanya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home