si dhita punya cerita

...cerita sederhana dari ku untuk sahabat dan untuk ku dari sahabat...

My Photo
Name:
Location: Jakarta,,, Indonesia

an ordinary girl with an extra-ordinary dreams..

Tuesday, December 12, 2006

bayu kelana1 .. by: 'fie

Aku Suka Kamu

Aku suka kamu

Aku suka mata mu

Aku suka wajah mu

Aku suka suara mu

& aku suka semua yang ada pada mu,

intinya aku cinta mu

aku tau kau tau hal itu,

tapi hanya satu yang kau tak tak tau dari dirimu& membuat aku begitu membenci dirimu..

“ pengkhianatan “

sebuah Pesan

hey, honey lagi ngapain ?

kamu udah makan apa belum?

Aku lagi dijalan mau pulang, kabarin aku yah yang,

Aku kangen kamu..

_ luv’u _

itu percakapan terakhir kami,

sebelum angkutan yang ia naiki terpingkal membawa ke sisi lain dari,

alam yang belum pernah aku jajaki sampai hari ini,

aku belum sadar atas kepergiaanya atau kepergiaanya yang belum bisa, menyadarkan aku.

Aku terhunus perlahan-lahan,,,berita itu seperti pisau yang terasa dingin menyentuh persendianku yang kurus.

Jadi anggaplah kita mencintai untuk ditinggalkan,

Seperti kita yang selalu ditinggalkan orang-orang yang kita cintai


Pengakuan ku

Aku siapa aku,

Aku menulis kata aku untuk mewakili seorang aku yang khalik,

Tapi sesungguhnya,

Didalam kata aku itu, aku hanya seorang yang berpengharapan,

bahwa nulari ku berhalusinasi betapa busuknya aku,

aku ini hanya seorang aku yang bisa menulis kata aku dalam setiap kosa kata novel atau puisinya,

ya mungkin itu aku & cobalah anggap itu aku.

Pengharapan

Andai aku ini seorang yang berpengharapan mungkin aku bisa tersenyum dengan pengharapan tersebut.

Tapi pengharapan itu sudah lama tumbang dalam surga pengharapan bahwa, berharap itu adalah dusta.

Kini aku hanya berjalan sesuai dengan keinginan otak kiriku yang makin ditumbuhi lendir penyesalan & ditambah kekosongan hampa yang ingin merajut kembali sebuah harapan baru dengan yang lain.

Rekayasa Takdir

Aku menunggu mu, saat-saat malam menerpa janin hatiku yang membiru karena merindu mu.

Aku gusar saat-saat fajar kau tak disamping ku menemani dalam melewati hari dengan senyuman.

Tapi aku sadar hanya seorang dia yang bisa membuat aku begitu,,ya dia,

Dia yang kini berupaya perlahan-lahan melepaskan genggaman ku dengan takdir yang sudah terekayasa sebelumnya.

Cinta usam

Engkau dulu yang kupuja dengan sejuta rasa ku yang hampir habis.

Engkau dulu yang membuat aku tertawa dibawah kecaman orang disekeliling ku,

Namun,,,engkau,,,engkau pulalah yang kini yang membuat aku menangis.

sesungguhnya aku ini sedih & sakit dengan mendarah daging,

tapi aku pulih saat aku menemui kisah usam ku, yang kini sering mengetikan kata cintanya tiap malam.

Dan kini aku hanya seorang manusia yang berpengharapan dengan seorang usam yang menghujamkan kata cintanya lebih dalam dari pada engkau

Malam ditepian laut Kaspia

Aku bermuram ditepian laut kaspia.

Berfilsafat tentang gadis bercadar yang mengoyak sebagian hati ku yang berubah jadi merindu.

Dokma-dokma eropa ku cukup kuat bertentangan dengan sabda-sabda tuhan gadis bercadar itu.

Aku ingin mendekapnya, tapi aku tak yakin bisa melepas dekapan orang-orang disekelilingku yang mencibir penuh nafsu.

Lama aku terdiam

Sepertinya otak ku tersampul mati oleh pemikiran yang berakar pada kebisuan.

Ingin ku tenggelamkan renungan itu & kuangkat bila saatnya tiba bersama bulan yang memerah ditepian laut kaspia.

Aku & Padi

Senja itu aku berjalan ditengah sawah.

Tiap langkah ku teriringi jutaan daun yang menghijau,

Parau dari kejauhan terdengar gemuruh adzan, seperti menyindir ku & membandingkan dengan penghijauan disekeliling ku.

Benar ia lahir dari ribuan belaian & asuhan dengan harap guna yang telah jadi kodratnya.

Namun aku lahir & tumbuh dari kontroversi dengan ribuan bibir yang mengecut penuh ambisi.

Sesaat setelah senja aku kembali dalam pangkuan doa yang membawaku menghadap dalam susunan wujud yang nampak haram dimata sang pencipta.

Hanya kalian

Marindu tawa kalian.

Merindu ulah kalian.

Dan merindu kisah sedih kalian itu sangat indah bagiku.

Ya sangat indah,,,sampai ruh & raga kalian pergi satu-persatu maninggalkan kota ini, meninggalkan aku ini yang sendiri & tak tau harus kemana.

Kabarnya kalian sukses,,,,aku bangga pernah mengenal kalian,

Ya kalian adalah urat nadi dalam kebahagiaan ku.

Kalian coreng muka orang-orang yang mencemooh ku,

kalian memang benar-benar sahabat ku.

Akan kutunggu kalian hingga waktu ini mengerutkan masa muda dalam kehampaan tanpa kalian

Sebuah Pemikiran

Sebuah soneta yang indah.

Dimana pertukaran nada diperhitungkan melalui emosi dan cinta.

Serupa dengan hidup yang terjalin melaui simfoni alam serta hukum-hukum yang dapat menyeimbangkan pola pikir penghuninya.

Kami, engkau dan aku ,masih saja memperdebatkan tentang teori-teori atau ideologi, yang merupakan aplikasi untuk mencapai sebuah tujuan.

Dimana tujuan-tujuan itu akan membuat mu angkuh dan akan membuat metapersepsi buruk tentang mu.

Carilah jalan untuk mendekati ajal dengan suka cita, bukannya menditeksi keburukan suatu pemikiran yang akan lebih menyengsarakan mu kelak.

Anak kecil ku

Bulu kuduk ku terbangun, bukan karena takut atau ngeri dengan panorama yang aku hadapi.

Justru..justru aku kagum dengan anak kecil itu.

Ia masih bisa tersenyum saat menatap ku.

Kemarin ia hampir tertimpa tiang penyangga, saat guncangan dasyat itu mengganggu tidurnya.

semua kerabatnya telah menyatu dengan tanah.

Yang tercium hanya bau amis darah orang tuanya.

Tapi tanpa peduli ia masih bisa tersenyum ditengah reruntuhan rumahnya, dan ia masih bisa bermain diatas reruntuhan itu.

Maaf bukannya dia tak mengerti akan hal tersebut.

Tapi satu hal yang bisa kita pelajari dari anak kecil itu bahwa ia melupakan justu untuk mengingatnya kelak.

Dan bahwa ia dulu pernah runtuh, namun semangatnya takan pernah runtuh, seperti saat ia bermain diatas puing dengan obsesi permainan dunia yang selalu beragam.

Dewi lestari ku

Aku membutuhkannya, untuk mendekap ku dalam kerinduan.

Aku menginginkannya, untuk menarik bibir ku menjadi senyuman yang indah dalam menghadapi dunia yang liar ini.

Aku butuh dia sebagai mitra kesengsaraan ku yang terlarut-marut dalam gonjang-ganjing dunia percintaan.

Sayangnya aku hanya berkhayal dan membodohi diri tanpa henti seperti saat ini, tanpa mau mencari siapa gerangan yang terbutuhi.

Aku tulis ini untuk kerinduan & sang dewi lestari yang kini jauh ditanah sebrang.

Sebuah keironisan

Aku tersenyum hari ini

Aku pun tersenyum…kapan pun aku mau

Dan aku pun tersenyum hingga aku mati nanti

aku coba hiasi hidup ku dengan senyum

tapi ironisnya,

saat aku terpaksa harus bersedih

senyuman itupun terlumati kesedihan.

Andaikan tuhan tak menciptakan kesedihan..mungkin saat ini pun aku akan tersenyum.

Aku Telah Kembali

Aku telah lahir

Aku mulai menapak

Aku mulai berbicara

Aku mulai terbuai angan

Hingga aku mulai berpengharapan

Aku temui dirinya setelah belasan cinta mulai berguguran.

Aku mulai dengan terbahagiakan hingga aku mulai kesakitan

Hanya sekejap aku merasa kesakitan

Tuhan menarik ku perlahan hingga akirnya seutuhnya aku tertarik

Aku kembali dengannya ataupun tanpanya, tetap aku akan hidup kembali, bukan lagi untuk dirinya, tetapi untuk dia.

Belum aku tulis judul

Kehancuran antara nada-nada yang tersulang, coba lupakan hidup ini yang penuh segala kemudahan dunia keinsanian.

Aku tulis ini saat tak bisa membedakan kebenaran ataukah ilusi.

Jumlah hari-hari ini membuat ku muak untuk melihat kenyataan bahwa aku harus melewati cobaan.

Mengarungi semuanya sendiri tanpa ada yang peduli dengan kehidupan ku.

Suatu pembendaharaan bentuk telah aku nikmati.

Aku kaya akan harta dunia.

Aku terperanjat, sang gadis meminumkan keharuman kasih sayangnya padaku.

Ternyata aku tak harus sendiri memikul kebahagiaan ini yang terlalu dibahagiakan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home