si dhita punya cerita

...cerita sederhana dari ku untuk sahabat dan untuk ku dari sahabat...

My Photo
Name:
Location: Jakarta,,, Indonesia

an ordinary girl with an extra-ordinary dreams..

Sunday, September 24, 2006

untitled..

Biarkan semuanya mengalir seperti air,

berhembus seperti angin dan berjalan seperti apa adanya.

Seperti malam berganti siang

dan seperti waktu yang terus berputar dengan sendirinya.

Aku disini berdiri sendiri berusaha menikmati tiap hembus angin yang membelai wajahku, menikmati gemericik air dari kolam di belakang rumah. Berusaha tetap bersikap tenang walaupun jauh didalam hati dan pikiranku terdapat sebuah pertanyan. Satu pertanyaan sederhana namun cukup berat karena mampu membuatku terbangun sebelum sang jago berkokok kepada alam semesta.

Setiap kenangan itu satu persatu muncul, menampakkan diri pada theater of mind ku. Seperti kegiatan menonton video yang sering aku lakukan, tapi bedanya saat ini aku tidak memegang kendali. Secara otomatis kenangan itu tiba-tiba mempercepat dirinya, atau dibagian lain dia dengan seenaknya berhenti beberapa detik seakan ada yang menekan tombol pause.

Kapan kau akan melepaskan diriku. Kapan kau akan membebaskan hati ku. Kenapa masih saja aku tunduk padamu. You’re my kryptonite. Aku luluh pada setiap hal yang kau lakukan terhadapku. Walaupun itu membuatku sangat tersiksa, tapi aku tetap disini. Tidak dapat melepaskan diri darimu.

Pelan pelan kenanganku melaju dan menunjukkan padaku sebuah bagian indah. Bagian dimana kita baru saling mengenal. Bagian yang sampai detik ini masih tidak dapat aku buang, uhm..atau mungkin lebih tepatnya tidak mau. Karena dengan menyimpannya aku bisa mengingat setiap detik itu, setiap hembusan angin yang membuat rambut panjangmu berkibar diterpanya, setiap senyuman manismu yang membuatku luluh, dan setiap tatapan mata yang tidak bisa aku hindari dari dirimu.

Kau istimewa. Yah setidaknya itu untukku. Dan hanya kaulah yang mampu menebarkan setiap benih cinta itu di hati ku. Benih yang sengaja kau tebarkan dan tanpa kusadari saat ini telah tumbuh menjadi sesuatu yang jauh lebih mendalam. Ini bukan kisah sebulan dua bulan. Benih ini telah tumbuh bertahun tahun yang lalu. Jauh sebelum aku tau kalau inilah cinta, jauh sebelum aku cukup umur untuk mengikat suatu komitmen.

Lama untuk ku menyadari ada sesuatu yang aneh antara kita. Kemarin kupikir ini hanya perasaan dari sahabat kepada sahabat, atau kakak kepada adik. Tapi hari ini aku menginginkan sesuatu yang lebih. Sesuatu yang mungkin mampu mengubah aku dan kamu menjadi kita. Salahkah ?

Setiap detikku telah kuberikan padamu. Semua senyum, kasih sayang maupun perhatian yang dengan tulus kucurahkan. Berharap akan ada waktu dimana kamu membalas perasaanku. Tetap menunggumu disini karena aku yakin suatu hari nanti kamu akan pulang ke sisiku.

Sebuah keyakinan yang mampu membuatku tetap kuat selama bertahun-tahun. Namun hari ini aku yakin kalau ini semua tidak dapat dipertahankan lagi. Tidak ada gunanya aku terus menunggumu. Karena kutemukan kau disana dengan laki-laki pilihanmu. Dengan seseorang yang terang-terangan telah menyakitimu. Seseorang yang telah menghianati cintamu dan memaksamu menangis di tengah malam.

Betapa hancurnya kamu. Dengan mata dipenuhi air mata kau kerumahku dan ku berikan secangkir coklat hangat kesukaanmu. Kudengarkan segala keluh kesahmu saat itu. Dan untuk pertama dan mungkin terakhir kalinya kukecup kening itu. Sebuah kecupan hangat pemberi semangat untuk orang yang kukasihi.

Semua telah kuberikan padamu. Tapi cinta tidak pernah bisa disalahkan. Bukan salahmu memilih dia ketimbang aku. Dan bukan salahku mau terus menunggumu bertahun-tahun. Cinta tak pernah salah, walaupun terkadang dia muncul di saat yang tidak tepat.

Kuhapus semua memori tentang dia yang dapat kutemukan, saat-saat berwarna merah muda atau saat-saat dengan warna terburuk sekalipun sama-sama manis untuk diingat kembali. Tapi aku harus tetap melakukannya. Karena kenangan itulah yang membuatku jatuh, walaupun disaat yang sama itu jugalah yang membuatku tetap bertahan.


Kuhanya sekedar ingin tuk mengerti
Adakah diriku singgah di hatimu
Dan bilakah kau tahu
Kaulah yang ada dihatiku..
( untitled – maliq and d’esential )